BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tugas penting
dalam manajemen SDM adalah kompensasi. Hal tersebut merupakan tugas yang cukup
rumit yang timbul pada tiap periode, menuntut keakuratan dan tidak dapat
ditunda. Manajemen ini termasuk mengolah administrasikan dan mengkonfigurasikan
secara akurat dari setiap skenario kompensasi karyawan yang harus disertakan dalam
proses penggajian. Ketidakhadiran sistim dan manajemen SDM yang sebagaimana
mestinya, tugas-tugas ini akan beresiko tinggi dan memakan waktu bagi staff
untuk mengerjakannya pada tiap periode. Dimana staff SDM harus melakukan proses
penggajian tepat waktu dalam tiap periode.
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan
sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta
hasil kerja (Mangkunegara, 2008). Hal ini juga dikemukakan oleh Simamora, H.
(2006), para karyawan mendambakan bahwa kinerja mereka akan berkorelasi dengan
kompensasi yang diperoleh dari perusahaan. Para karyawan memerlukan
pengharapan-pengharapan mengenai imbalan jika tingkat kinerja tertentu dicapai.
Pengaharapan ini menentukan tujuan dan tingkat kinerja di masa depan. Jika
karyawan melihat bahwa kerja keras dan kinerja yang tinggi diakui dan diberikan
kompensasi yang sesuai oleh perusahaan, mereka akan mengharapkan hubungan
seperti itu dimasa depan. Oleh karena itu, mereka akan menentukan tingkat
kinerja yang lebih tinggi dan mengharapkan tingkat kompensasi yang tinggi pula.
Jika organisasi ingin
bergerak dengan kemampuan sepenuhnya yang digerakkan oleh individu/manusia
didalamnya, sistem kompensasi yang adil sudah harus menjadi keharusan/kewajiban
utama.
BA II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
KOMPENSASI
Kompensasi
yaitu segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa (reward) untuk
jasa mereka terhadap pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang telah
diberikan kepada perusahaan (Saydam, 1996). Masalah kompensasi merupakan fungsi
manajemen personalia yang sulit, bukan hanya karena pemberian kompensasi
merupakan tugas yang komplek tapi juga salah satu aspek yang paling berarti
bagi karyawan maupun organisasi. Pada dasarnya kompensasi mempunyai dasar yang
logis, rasional dan dapat dipertahankan, namun sering timbul permasalahan
karena menyangkut faktor emosional jika ditinjau dari sudut karyawan.
Sepanjang
menyangkut organisasi, program-program kompensasi karyawan dirancang untuk tiga
hal, yaitu:
1. Untuk
menarik karyawan yang cakap ke dalam organisasi
2. Untuk
memotivasi mereka supaya mencapai prestasi yang unggul
3. Untuk
mencapai masa dinas yang panjang
Sistem
kompensasi membantu dalam memberi penguatan terhadap nilai-nilai kunci
organisasi serta memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi. Pada prinsipnya pemberian
kompensasi itu merupakan hasil penjualan tenaga para SDM terhadap perusahaan.
Namun terkandung pengertian bahwa para karyawan telah memberikan segala
kemampuan kerjanya kepada perusahaan, maka perusahaan sewajarnya menghargai
jerih payah karyawan itu dengan cara memberi balas jasa yang setimpal kepada
mereka.
Makna
kompensasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sesuai kepentingannya.
Antara karyawan dengan pemimpin memiliki sisi pandang yang berbeda tentang
kompensasi. Bagi seorang pemimpin, kompensasi merupakan bagian dari biaya jasa.
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, penggunaan biaya harus optimal,
penggunaan biaya harus dilakukan secara efisien, sehingga satu diantaranya
pemimpin cenderung menekan kompensasi seoptimal mungkin. Dari sisi pekerja atau
karyawan, kompensasi dipandang sebagai hak dan merupakan sumber pendapatan
utama, karena itu jumlahnya harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan
keluarganya, serta adanya jaminan kepastian penerimaannya.
Tohardi
(2002) mengungkapkan bahwa kompensasi dihitung berdasarkan evaluasi pekerjaan,
perhitungan kompensasi berdasarkan evaluasi pekerjaan tersebut dimaksudkan
untuk mendapatkan pemberian kompensasi yang mendekati kelayakan (worth)
dan keadilan (equity). Karena bila kompensasi dirasakan tidak layak dan
tidak adil oleh para karyawan, maka tidak mustahil tersebut merupakan sumber
kecemburuan sosial. Untuk itulah dapat ditekankan atau diminimalkan serendah
mungkin maka perlu tindakan preventif. Pemberian kompensasi yang layak dan adil
merupakan kata kunci dalam upaya mendekati pemberian upah yang layak dan adil
tersebut.
Kompensasi
dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk, seperti dalam bentuk pemberian
uang, pemberian material dan fasilitas, dan dalam bentuk kesempatan berkarier
(Singodimedjo, 2000). Pemberian secara langsung seperti gaji , tunjangan, dan
insentif. Gaji adalah kompensasi yang diberikan kepada seorang karyawan secara
periodik (biasanya sebulan sekali). Karyawan yang menerima gaji pada umumnya
adalah karyawan tetap yang telah lulus dari masa percobaan. Tunjangan adalah
kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya karena dianggap telah
ikut berpartisipasi dengan baik dalam mencapai tujuan. Contohnya tunjangan
jabatan, keluarga, transport, dan sebagainya. Insentif adalah kompensasi yang
diberikan kepada karyawan tertentu, karena keberhasilan prestasi atas
prestasinya. Contohnya insentif 5% dari gaji bagi karyawan yang melampaui
target yang telah ditentukan. Pemberian uang secara tidak langsung , contohnya
jenis asuransi, jaminan sosial, dan jaminan kesehatan.
Kompensasi
bukan hanya penting untuk para karyawan saja, melainkan juga penting bagi
organisasi itu sendiri. Karena program-program kompensasi merupakan pencerminan
upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia. Bila tidak
diperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi karyawannya tidaklah mustahil
organisasi itu lambat laun akan kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi. Hal ini berarti harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga
baru, atau melatih tenaga yang sudah ada untuk menggantikan karyawan yang
keluar.
B. TUJUAN
SISTEM KOMPENSASI
Pemberian
kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian rupa sehingga
merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Dengan sistem yang baik ini akan
dicapai tujuan-tujuan, antara lain sebagai berikut:
1.
Menghargai prestasi kerja
Dengan
pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan organisasi terhadap
prestasi kerja para karyawannya. Selanjutnya akan mendoprong perilaku-perilaku
atau performance karyawan sesuai dengan yang diinginkan organisasi.
2.
Menjamin keadilan
Dengan
adanya sistem kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan di antara
karyawan dalam organisasi. Masing-masing karyawan akann memperoleh imbalan yang
sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan, dan prestasi kerjanya.
3.
Mempertahankan karyawan
Dengan
sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan bertahan bekerja pada
organisasi itu. Hal ini berarti mencegah keluarnya karyawan dari organisasi itu
untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
4.
Memperoleh karyawan yang bermutu
Dengan
sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon karyawan. Dengan
banyaknya pelamar atau calon karyawan akan lebih banyak mempunyai peluang untuk
memilih karyawan yang berkualitas.
5.
Pengendalian biaya
Dengan
sistem pemberian kompensasi yang baik, akan mengurangi seringnya melakukan
rekruitmen, sebagai akibat dan makin seringnya karyawan yang keluar mencari
pekerjaan yang lebih baik atau menguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya
untuk rekruitmen dan seleksi calon karyawan baru.
6.
Memenuhi peraturan-peraturan
Sistem
administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari pemerintah (hukum).
Suatu organisasi yang baik dituntut adanya sistem administrasi kompensasi yang
baik pula.
Ada juga yang berpendapat bahwa
tujuan dari pemberian kompensasi (balas jasa) adalah: Ikatan kerja sama,
Kepuasan kerja, Pengadaan efektif, Motivasi, Stabilitas karyawan, Disiplin,
Pengaruh serikat buruh, dan Pengaruh pemerintah.
Tujuan orang bekerja adalah agar
ia dapat hidup dari hasil kerjanya. Dengan bekerja maka akan mendapat
kompensasi sebagai rezeki untuk menghidupi dirinya beserta anak dan istrinya
sehingga terjamin sumber nafkahnya.
Pemberian kompensasi dapat
menguntungkan karyawan dan juga organisasi akan merasa puas, hendaknya
pemberian tersebut tepat waktu agar dapat mencegah karyawan keluar, harapannya
bisa meningkatkan disiplin karyawan yang pada dasarnya ada dua yaitu mematuhi
segala peraturan yang berlaku, dan menjauhi segala larangan yang berlaku.
C. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BESARNYA KOMPENSASI
Sistem
pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawannya dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan setiap organisasi untuk
menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawannya. Faktor tersebut antara
lain sebagai berikut:
1.
Produktivitas
Organisasi
apapun berkeinginan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan ini dapat berupa
material, maupun keuntungan non-material. Untuk itu maka organisasi harus
mempertimbangkan produktivitas karyawannya dalam kontribusinya terhadap
keuntungan organisasi tersebut. Dari itu organisasi tidak akan membayar atau
memberikan kompensasi melebihi kontribusi karyawan kepada organisasi melalui
produktivitas mereka.
2.
Kemampuan untuk membayar
Pemberian
kompensasi akan tergantung kepada kemampuan organisasi itu untuk membayar (ability
to pay). Organisasi apa pun tidak akan membayar karyawannya sebagai
kompensasi, melebihi kemampuannya. Sebab kalau tidak, organisasi tersebut akan
gulung tikar.
3.
Kesediaan untuk membayar
Kesediaan
untuk membayar (willingness to pay) akan berpengaruh terhadap
kebijaksanaan pemberian kompensasi kepada karyawannya. Banyak organisasi yang
mampu memberikan kompensasi yang tinggi, tetapi belum tentu mereka mau atau
bersedia untuk memberikan kompensasi yang memadai.
4.
Suplai dan permintaan tenaga
kerja
Banyak
sedikitnya tenaga kerja di pasaran kerja akan mempengaruhi sistem pemberian
kompensasi. Bagi karyawan yang kemampuannya sangat banyak terdapat di pasaran
kerja, mereka akan diberikan kompensasi lebih rendah dari pada karyawan yang
kemampuannya langka di pasaran kerja.
5.
Organisasi karyawan
Dengan
adanya organisasi-organisasi karyawan akan mempengaruhi kebijakan pemberian
kompensasi. Organisasi karyawan ini biasanya memperjuangkan para anggotanya
untuk memperoleh kompensasi yang sepadan. Apabila ada organisasi yang
memberikan kompensasi yang tidak sepadan, maka organisasi karyawan ini akan
menuntut.
6.
Berbagai peraturan dan
perundangan
Dengan
semakin baik sitem pemerintah, maka akan makin baik pula sistem
perundang-undangan, termasuk di bidang ketenagakerjaan. Berbagai peraturan dan
undang-undang ini jelas akan mempengaruhi sistem pemberian kompensasi karyawan
oleh setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta.
Penawaran
dan permintaan akan tenaga kerja mempengaruhi program kompensasi, dimana jika
penawaran/ jumlah tenaga kerja langka kompensasi cenderung tinggi, sebaliknya
jika permintaan tenaga kerja yang berkurang/ kesempatan kerja menjadi langka,
kompensasi cenderung rendah. Jika kompensasi berdasarkan produktivitas, maka
bagi karyawan yang berprestasi semakin meningkat, maka semakin tinggi pula
kompensasi yang diberikan oleh organisasi.
D. SISTEM
KOMPENSASI
Tujuan
utama setiap organisasi merancang sistem kompensasi (reward) adalah
untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya serta mempertahankan
karyawan yang kompeten. Schuler dan Jackson (Usmara, 2002), menganjurkan agar
sebelum menerapkan sistem kompensasi berdasarkan kinerja perlu melakukan
penilaian yang mendalam.
Dengan
merancang sistem kompensasi yang baik akan memiliki dampak ganda bagi
organisasi, karena di satu sisi kompensasi akan berdampak ganda bagi
organisasi, karena di satu sisi kompensasi akan berdampak pada biaya operasi,
di sisi lain kompensasin akan mempengaruhi perilaku serta sikap kerja karyawan
sesuai dengan keinginan organisasi agar karyawan dapat meningkatkan kinerjanya.
Organisasi
harus benar-benar merancang sistem kompensasi secara efektif dan efisien. Namun
demikian, dalam penerapannya masih terdapat kendala, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain perubahan desain pekerjaan, komposisi, dan skill
tenaga kerja semakin beragam kian mempersulit penilaian kinerja serta
keakuratan penilaian kinerja itu sendiri. Sitem kompensasi yang didasarkan
kinerja merupakan salah satu alternatif untuk menjembatani kepentingan kedua
belah tersebut. Merit Pay merupakan sistem kompensasi yang dikaitkan
dengan kinerja karena semakin tinggi kinerja yang dicapai karyawan, maka akan
semakin tinggi pula kompensasi yang diterimanya.
Kata
merit berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti jasa, manfaat serta
prestasi. Dengan demikian merit pay merupakan pembayaran imbalan (reward)
yang dikaitkan dengan jasa atau prestasi kerja (kinerja) seseoranng maupun
manfaat yang telah diberikan karyawan kepada organisasi.implikasi dari sistem
ini bahwa seseorang yang memiliki kenarja yang baik, maka akan memperoleh
imbalan yang lebih tinggi begitu pula sebaliknya. Artinya semakin tinggi
kinerja yang diraih karyawan akan semakin tinggi pula kenaikan imbalannya.
Perencanaan
merit pay merupakan prosedur untuk membedakan gaji yang didasarkan
kinerja yakni sitem kompensasi yang didasarkan gaji individual atau gaji yang
diukur melebihi periode tertentu. Untuk pembayran berdasarkan kinerja merupakan
bagian dari sistem pembayaran reguler maka pekerja harus dievaluasi secara
reguler kinerjanya (performance apparsial). Penilaian karyawan merupakan
syarat mutlak yang harus dilakukan manajemen agar merit pay dapat
diterapkan dengan baik, sebab asumsi sistem ini merupakan pembayaran imbalan
kepada karyawan yang memiliki kinerja tinggi serta pemberian insentif untuk
kelanjutan kinerja yang baik.
Untuk
mendorong kinerja para karyawan secara terus-menerus dan berkesinambungan, maka
hal itu harus dilakukan secara otomatis, karena kompensasi merupakan titik
sentral dalam hubungan kerja maka yang perlu dirumuskan untuk mewujudkannya
adalah dengan membangun sistem dimaksud. Beberapa hal yang perlu dilakukan
dalam membangun sistem dimaksud adalah dengan melakukan analisisis jabatan,
menetapkan tingkat kompensasi, peninjauan kompensasi, dan pemberian kompensasi.
Melalui
analisis jabatan dapat disusun pekerjaan/jabatan dan organisasi dan tugas pokok
setiap unit kerja dan setiap orang. Siapa yang mengerjakan apa, bagaimana
caranya, dan hasil yang diharapkan, dirumuskan ke dalam uaraian jabatan yang
sangat jelas sangat membantu para pelaku memainkan peran dan fungsinya dalam
proses produksi, uraian jabatan juga berfungsi untuk menentukan persyaratan
penerimaan pekerja dan penilaian prestasi serta menyusun sistem pengupahan.
Dengan
mengetahui bobot atau nilai setiap jabatan, langkah berikutnya adalah membuat
patokan kompensasi untuk setiap kelompok jabatan yang dilakukan berbentuk angka
tunggal atau angka terendah dan tertinggi atau dapat pula berbentuk skala kompensasi.
Setelah itu melakukan peninjauan kompensasi secara umum atau perorangan,
peninjauan umum merupakan kenaikan yang diberikan untuk semua pekerja berupa
presentase yang sama. Kenaikan ini dilakukan baik karena sukarela organisasi,
diatur dalam peraturan organisasi, perjanjian kerja bersama, atau kesepakatan
dengan pekerja secara insidental karena adanya sesuatu hal yang istimewa,
seperti kebijakan pemerintah menaikkan tarif/harga tertentu, atau melaksanakan
ketentuan pemerintah mengenai kompensasi minimum.
Sedangkan
kompensasi secara umum berskala akan memberikan keuntungan yaitu (1) hubungan
kerja menjadi baik dan produktif , serta (2) mudah dihitung besarnya kenaikan
yang akan diberikan. Adapun kenaikan secara individual, yang dilakukan sebagai penghargaan
atas prestasi kerja, berdasarkan nilai prestasi kerja individual, karena
kenaikan pangkat atau jabatan, sehingga pekerja menanggung beban dan tanggung
jawab yang lebih besar atau mungkin pula karena senioritasnya.
Di
samping membangun sistem kompensasi guna mendorong prestasi pekerja dapat pula
dilakukan dengan pemberian yang tidak tetap berupa peransang atau insentif.
Upaya insentif motivasi pekerja dalam bentuk pemberian kompensasi lainnya dapat
berupa tunjangan-tunjangan dalam berbagai cara dan bentuknya, baik yang
didasarkan pada ketentuan perundang-undangan maupun yang diberikan atas
kehendak perusahaan seperti insentif yang dapat dilakukan seperti premi
produksi, premi kehadiran, dan bonus.
Keuntungan
yang bisa diperoleh organisasi dengan sistem
kompensasi yang adil
adalah sebagai berikut:
- Sistem kompensasi yang didisain dengan adil dan baik, memberikan dampak positif dalam efisiensi dan hasil kerja setiap karyawan/individu didalamnya.
- Sistem kompensasi yang adil mendorong karyawan untuk memberikan kinerja melebihi standar normal
- Sistem kompensasi yang adil membantu proses evaluasi jabatan (Job Evaluation), yang lebih realistis dan dapat dicapai (achievable).
- Sistem kompensasi tersebut mampu diaplikasikan ke dalam setiap tingkat jabatan di dalam organisasi
- Sistem memberikan keseimbangan kerja dan kehidupan(work-life balance). Sistem tidak memberikan hukuman kepada karyawan untuk sesuatu yang diluar kendali, dan juga tidak akan mengeksploitasi karyawan.
- Sistem kompensasi akan meningkatkan moral kerja karyawan, produktifitas dan kerjasama antar karyawan, selain memberikan kepuasan kepada karyawan.
- Sistem kompensasi yang adil membantu manajemen dalam memenuhi dan menghadapi aksi karyawan.
- Sistem kompensasi yang adil membantu penyelesaian yang memuaskan kedua pihak bila terjadi selisih antara serikat pekerja dan manajemen.
- Sistem kompensasi yang adil memberikan dorongan dan kesempatan bagi karyawan untuk berkinerja dan memberikan hasil lebih baik dari sebelumnya.
Melihat keuntungan
besar dari sistem kompensasi yang adil seperti uraian diatas, maka sudah
menjadi keharusan bagi organisasi, baik skala kecil sampai besar untuk dapat
menerapkan sistem kompensasi yang adil bagi karyawannya.
E. EVALUASI PEKERJAAN
DAN KOMPENSASI
Evaluasi pekerjaan adalah perbandingan pekerjaan yang diklasifikasikan guna
menentukan kompensasi yang pantas bagi pekerjaan tersebut. Atau evaluasi
pekerjaan adalah berbagai prosedur sistematik untuk menentukan nilai relatif
pekerjaan beserta besarnya kompensasi masing-masing.
Evaluasi pekerjaan dan kompensasi mempunyai
beberapa tujuan. Nilai strategisnya pun biasanya saling berbeda antara berbagai
pihak yang terkait dalam suatu organisasi. Tujuan tersebut berkaitan dengan
pengawasan kontrol, yaitu sebagai berikut:
1. Perkiraan yang tepat
mengenai pengeluaran-pengeluaran yang diusulkan menuntut untuk dipelihara dalam
kuitansi secara baik.
2. Agar para anggota
legislatif dan manajer cenderung untuk membandingkan gaji dan tunjangan di
sektor pemerintah dengan sektor swasta.
Terdapat beberapa
metode yang digunakan untuk keperluan evaluasi pekerjaan, tetapi metode point-factor
adalah paling sering dipakai. Metode point factor ini membandingkan
antar pekerjaan berdasarkan skala kesulitan masing-masing dengan memberikan
angka atau nilai tertentu guna mempermudah perbandingan di antara
pekerjaan-pekerjaan itu secara numerik.
Evaluasi
kerja dan kompensasi mempengaruhi alokasi resources bagi pekerjaan-pekerjaan
publik dan mengatur pembayaran dan manfaat yang diberikan pada setiap
kedudukan. Dari perspektif pekerja secara perseorangan, evaluasi dan kompensasi
merupakan unsur-unsur kunci dalam perjanjian imbalan ekonomis dan non-ekonomis
yang diberikan organisasi sebagai imbalan atas partisipasi dan performansinya.
BAB III
PENUTUP
Sistem kompensasi membantu
dalam memberi penguatan terhadap nilai-nilai kunci organisasi serta
memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi. Ada yang berpendapat bahwa dengan
melaksanakan kompensasi minimum sudah merasa memenuhi ketentuan kompensasi yang
berlaku, sehingga mereka berharap tidak akan terjadi masalah yang berkaitan
dengan kompensasi pekerja. Pada prinsipnya pemberian kompensasi itu merupakan
hasil penjualann tenaga para SDM terhadap organisasi.
Karyawan telah memberikan
segala kemampuan kerjanya kepada organisasi, maka sewajarnya menghargai jerih
payah karyawan itu dengan cara memeberi balas jasa yang setimpal kepada mereka.
Hubungan antara organisasi dan karyawan tidak ubahnya antara penjual dan
pembeli di pasar maupun dalam perusahaan. Dimana perusahaan sebagai pembeli
jasa, menawarkan pekerjaan kepada para karyawan (pencari kerja), sedangkan
karyawan bersedia menjual jasa/ tenaga kepada perusahaan. Sebagai imbalan dari
menjual atau memberikan tenaga ini, maka perusahaan memberikan imbalan atau
kompensasi kepada karyawan atas jasa yang telah diberikannya, demikian pula
dalam sebuah organisasi atau lembaga lain termasuk dalam pendidikan.
Dengan merancang sistem
kompensasi yang baik akan memiliki dampak ganda bagi organisasi, karena di satu
sisi kompensasi akan berdampak pada biaya operasi, di sisi lain kompensasi akan
mempengaruhi perilaku serta sikap kerja karyawan sesuai dengan keinginan
organisasi agar karyawan dapat meningkatkan kinerhanya. Hal ini dapat dipahami
karena salah satu tujuan seseorang bekerja mengharapkan kompensasi dari
organisasi dimana ia bekerja, sedangkan pihak organisasi mengharapkan karyawan
memberikan kinerja yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Cardoso
Gomes, Faustino. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI. 1995.
Hasibuan,
Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009.
http://ilmusdm.wordpress.com/2008/02/13/manajemen-kompensasi-prinsip-dasar/
Notoatmodjo,
Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
Pfeffer,
Jeffrey, dll. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Amara Books. 2008.
Saydam,
Gouzali. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) Suatu
Pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab). Jakarta: Djambatan. 1996.
Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Kencana. 2010.